 |
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (10/7/2014), meski tak punya banyak modal, ternyata tak menghalangi kreatifitas para remaja dan anak-anak di Kabupaten Pinrang untuk bermain musik.
Beragam barang limbah bekas seperti potongan besi, drum, ember bocor, bambu, sendok makan dan lain-lain dimanfaatkan menjadi alat musik. Namun beberapa alat perkusi juga digunakan untuk memantapkan suara musik yang dihasilkan.
Berkat latihan dan persiapan yang cukup matang sejak sebelum Ramadan tiba, mereka mampu menghadirkan suguhan musik sahur yang sangat indah. Meski dengan peralatan seadanya, kelompok musik tersebut bisa menghibur warga di sepanjang jalan dan lorong kampung yang dilaluinya.
Selain untuk menghibur, kelompok musik ini juga untuk membangunkan warga agar bersiap makan sahur. Kegiatan ini dinilai mampu meredam tindak kriminal dan kenakalan remaja, seperti tawuran, perang kelompok dan balapan liar yang meresahkan warga, seperti yang selama ini kerap terjadi di Sulawesi.
Penampilan kelompok musik sahur Grosir selalu dinanti-nantikan warga sebelum mereka makan sahur. Grup musik ini sudah cukup terkenal di kalangan warga setempat. Berkat suguhan hiburan yang ditawarkan kelompok Grosir, tak ada lagi warga yang ketinggalan makan sahur.
Pertumbuhan kelompok-kelompok musik sahur selama bulan suci Ramadan ini cukup mendapat apresiasi positif dari warga dan pemerintah setempat. Bahkan menjelang akhir Ramadan, pemerintah setempat membuat festival musk sahur. Agar para remaja dari berbagai dusun dan desa di Pinrang ini dapat saling berbaur. (Rmn)
http://ramadan.liputan6.com/read/2075733/meriahnya-aksi-grup-musik-sahur-di-pinrang-saat-ramadan
