728x90 AdSpace

T e r b a r u
Senin, 23 Maret 2015

Beri Contekan untuk Anak, Orangtua Siswa Ramai-ramai Panjat Sekolah

Beri Contekan untuk Anak, Orangtua Siswa Ramai-ramai Panjat Sekolah
Foto orangtua yang memanjat dinding sekolah demi memberikan contekan 
untuk anak mereka beredar di media sosial (twitter / tribunnews)

Ckckck... Hindustan Times memberitakan foto yang membuat pendidikan di negara bagian India itu menjadi sorotan. Para murid nyontek terang-terangan meskipun di dekat mereka ada pengawas ujian. Yang bikin miris, perilaku curang tersebut dibantu oleh orangtua mereka.

Dalam gambar tersebut, puluhan pria memanjat bangunan sekolah berlantai empat, lalu melongok dari jendela ke dalam kelas anaknya. Sebagian membuat jawaban ujian di selembar kertas.
Kemudian kertas itu dilipat membentuk pesawat yang diterbangkan ke dalam ruang kelas. Gambar unik yang menunjukkan kebobrokan sistem pendidikan ini segera menarik perhatian netizen. Banyak yang menjadikannya sebagai olok-olokan di Twitter.

"Apakah kita harus menembak mereka?" tanya mentri pendidikan negara bagian Bihar, Prashant Kumar Shahi dalam konferensi pers setelah saluran televisi memberitakan foto tersebut.
Ia mengatakan sulit memberantas kebiasaan mencontek karena orangtua saja mendukungnya. "Rata-rata, empat atau lima orang membantu masing-masing murid menggunakan cara-cara yang curang,"katanya.

Kebiasaan menyontek merajalela selama tes. Para siswa saling menanyakan jawaban lewat pesan WhatsApp, atau melaui catatan kecil yang diedarkan di ruang kelas. Pekan ini, lebih dari 1,4 juta siswa menjalani tes di 1.217 pusat ujian di Bihar.

Kecurangan telah meningkat sejak pemerintah negara bagian menawarkan hadiah uang tunai sebesar 10.000 rupee untuk siswa kasta rendah yang mampu menjawab setengah dari pertanyaan ujian.
Tahun ini, lebih dari 1.000 siswa tertangkap nyontek dalam waktu tiga hari ujian. Mereka dikeluarkan dari ruangan. Ada juga upaya untuk mengusir anggota keluarga yang datang ke tempat tes.

Pengusiran itu malah menjadi bumerang. Mereka melempari polisi dengan batu sehingga petugas terpaksa mundur.  Seperti dirilis Reuters, tes akan berakhir pada 24 Maret.

Sekretaris Bihar School Examination Board (BSEB), Srinivas Chandra Tiwari, kepada Reuters mengatakan badan tersebut berencana untuk mengadakan lokakarya untuk meningkatkan kesadara siswa dan orang tua. Di mana peserta akan diberi konseling untuk menghindari kecurangan dalam tes.
Tapi banyak orang tua menyalahkan pemerintah dan guru untuk kegagalan Bihar dalam mengatasi praktik kecurangan. Pemerintah negara bagian dituduh mempekerjakan lebih dari 400.000 guru kontrak tanpa memeriksa kemampuan mereka.

Dalam dua tahun terakhir, lebih dari 12.500 guru gagal menjalani tes kompetensi. Mereka tidak mampu memecahkan pertanyaan yang dirancang untuk kelas lima.

"Kenapa cuma menyalahkan siswa? Apakah sekolah memberikan pengajaran dengan benar? Mereka kekurangan guru berkualitas," kata Sanjeev Kumar Singh, yang putranya mengambil tes tahun ini, seperti dirilis Reuters.

Semoga saja Pendidikan di Indonesia bisa lebih baik, terlebih lagi dengan telah diubahnya sistem ujian nasional (UN) oleh Kemdikbud yang kerap kali menjadi momok menakutkan bagi para siswa dan pihak sekolah. Bukan rahasia umum lagi, beberapa tahun terakhir baik pihak sekolah maupun para siswa seolah-olah banyak melakukan kecurangan sistematis untuk meloloskan siswanya agar lulus UN.

Sumber: tribunnews.com
  • Bagaimana Menurut Anda?