(baca juga: Jasad Korban AirAsia QZ8501 Ditemukan Menyebar di Perairan Sulsel hingga Sulbar)
Tim SAR membawa jasad yang ditemukan di Pinrang ke RSUD Lasinrang Pinrang
Masyarakat semakin terkejut, setelah mengetahui bahwa jasad serta potongan tubuh itu merupakan bagian dari penumpang AirAsia QZ8501 yang jatuh dan tenggelam di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah yang jaraknya lebih dari ratusan kilometer dari lokasi Selat Makassar.
Berdasarkan standar operasi SAR dalam kondisi normal, pencarian korban di laut hanya sampai 7 hari. Marsekal Madya FHB Soelistyo, Kepala Basarnas juga pernah menyatakan bahwa korban akan sulit ditemukan setelah tujuh hari sejak kecelakaan.
Tubuh korban yang tenggelam akan tenggelam kembali ke dasar lautan setelah sempat muncul ke permukaan laut di hari kedua sampai hari ketiga. Hal ini disebabkan karena gas pada tubuh korban akan habis dalam waktu seminggu setelah tenggelam.
Perkiraan Soelistyo itu ternyata sementara waktu terbukti. Hingga satu bulan pesawat itu jatuh, tim SAR baru berhasil menemukan korban dalam jumlah yang tidak sampai setengah dari jumlah seluruh orang yang ada dalam penerbangan itu, yakni berjumlah 162 orang.
Tapi, sebulan berlalu, jasad dan potongan tubuh korban AirAsia kembali bermunculan baik di Selat Karimata maupun di Selat Makassar.
Kombes Pol, Budiyono yang juga Ketua tim DVI Polda Jatim memaparkan bagaimana Fenomena kemunculan kembali jasad-jasad itu bisa terjadi. Budiyono menuturkan, sebenarnya kemunculan kembali jasad korban yang sudah tenggelam dalam waktu lama adalah sesuatu yang normal.
"Itu sesuatu yang normal terjadi dalam sebuah proses pembusukan tubuh manusia yang tenggelam. Dan itu berlaku bagi korban yang tenggelam di air tawar maupun di laut," kata Budiyono.
Budiyono menguraikan, apa yang diperkirakan Soelistyo itu sudah tepat tapi kurang lengkap.
"Jadi proses pembusukan itu kalau kita urai, saat tenggelam dan tewas, tubuh manusia akan mengambang, lalu biasanya di hari ketiga, jasad baru muncul ke permukaan air, penyebabnya, karena tubuh masih dipenuhi gas-gas yang berasal dari isi perut," papar Budiyono.
Ia melanjutkan, pada satu minggu hingga dua minggu kemudian, jasad akan kembali tenggelam.
"Karena, biasanya dalam jangka waktu seminggu, gas pada jasad sudah habis dan sedikit demi sedikit bagian tubuh sudah mulai rusak sehingga menambah jumlah berat jenisnya," jelasnya.
Namun, jasad akan kembali naik dari dasar laut dan mengambang di bawah permukaan laut di hari ke 30 hingga selanjutnya. Hal ini disebabkan, adanya proses pembusukan lanjutan.
"Mengambang kembali dan juga muncul tapi hanya dalam bentuk potongan tubuh yang lebih kecil, seperti tangan atau daging yang sudah lunak," ujarnya.
Kemunculan kembali jasad dalam kondisi potongan tubuh kecil lebih disebabkan terjadi karena daya dorong dari arus air.
"Seperti yang terjadi di kasus AirAsia ini, ditemukan setelah lebih dari sebulan, tak sudah dalam kondisi tak utuh lagi," katanya.
Proses-proses seperti itulah yang akhirnya membuat banyak jasad dan potongan tubuh korban AirAsia QZ8501 yang terbawa arus hingga ratusan kilometer dan muncul di Majene dan Pinrang.
Hingga hari ini pun, proses pencarian di Selat Makassar dan Selat Karimata masih terus dilanjutkan. Meski TNI sudah menarik kekuatannya dalam operasi pencarian korban Air Asia QA8501 ini, namun BASRNAS dan beberapa kelompok relawan masih terus berupaya melakukan pencarian.